Tulisanaliansera.com – Setiap hari ibuku bekerja dari pagi hingga sore hari, saat istirahat siang dia hanya bisa meluangkan waktu untuk makan siang. Tidak ada tidur siang baginya. Jika adapun, hanya sesekali untuk menghilangkan rasa lelah akibat pekerjaan rutinnya.
Ibuku sosok wanita yang mungkin wonder woman bagi ku. Tak ada kata lelah untuk mencari rejeki untuk menghidupi keluarganya.
Sebagai buruh cuci baju dan cleaning servis itulah keseharian yang menjadi sumber dari kehidupan kami, dengan hasil yg tidak begitu banyak. Tapi, tak pernah ibuku mengeluhkan dengan hal itu, dia selalu bersyukur dan merasa cukup. Hal itu yang selalu kami pelajari dari sosok ibuku ini.
Terkadang aku heran sebagai anaknya, saat ada orang yang meminjam uang kepada ibuku. Dia senantiasa memberinya. Padahal aku tau bahwa kami tidak sedang dalam berlebihan. Terkadang hal itu membuat aku juga merasa kesal sekaligus kasian kepada ibuku. Dengan gajinya yg kecil, masih saja memberikan pinjaman kepada orang lain.
Pernah sesekali aku bertanya kepada ibuku tapi ibu hanya memberikan penjelasan bahwa jika ada yang membutuhkan maka bantulah. Dan aku hanya bisa diam.
*
Dengan perkerjaan yang ibuku jalani. Alhamdulillah ibu bisa membangun sebuah rumah dari sisihan sedikit gajinya serta sebagian uang peninggalan ayahku. Mungkin sebagian orang berpikir, hidup sebagai single parent mana bisa membangun rumah. Apalagi membangun sebuah rumah bukan membutuhkan uang sedikit, harus merogoh kocek puluhan juta. Tapi itu lah kenyataannya ibuku menepiskan hal itu.
*
Setelah rumah selesai dibangun, kami pun mulai beranjak pindah ke rumah ini. Merasakan punya rumah sendiri yang sudah bertahun-tahun kami nantikan. Tapi Allah SWT punya rencana yang terbaik daripada rencana manusia.
Keluarga kami diberikan cobaan. Dua bulan menempati rumah baru, sakit yang pernah ibu derita waktu aku kecil dahulu mulai kembali kembali. Berbagai langkah kami lakukan untuk mengatasi hal ini. Terlebih lagi kami menyarankan untuk ibuku bisa dioperasi demi kesembuhan akan penyakit yang dideritanya.
Tapi ibu tidak mau karena rasa ketakutannya terhadap hal itu. Minum obat herbal dan tradisional adalah langkah lain yang keluarga kami jalani untuk menghilangkan penyakit ini.
Setelah menjalani pengobatan herbal, penyakit yang ibuku derita semakin membesar hingga jalan salah satunya adalah kami harus mengambil rujukan kerumah sakit. Tapi melihat penyakit tersebut rumah sakit daerahku pun tidak bisa menyanggupi hal itu.
Jalan satu-satunya yang terpikir oleh kami adalah membawa ibuku ke rumah sakit terdekat yaitu di Batam. Setelah di Batam dokter pun hanya berani melakukan operasi kecil untuk mengambil sampel dan dites dilaboratorium
Setelah menunggu informasi, dokter hanya bisa menyarankan untuk melakukan kemoterapi. Mendengar kata kemoterapi serta tau akan resiko yang akan dialami serta besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Kami sekeluarga berpikir kembali untuk mengambil langkah tersebut. Pada akhirnya keputusan tetap pada tangan ibuku. Dia tidak memilih langkah yg dianjurkan rumah sakit tersebut.
*
Setelah beberapa waktu ada yang memberitahukan kepada kami bahwa pengobatan sense dibatam bisa menyembuhkan berbagai penyakit penyakit. Hal itu lantas membuat kaki kami tergerak untuk mengambil langkah ini. Hampir beberapa bulan ibu bolak-balik balik dari tanjung balai karimun ke batam untuk melakukan terapi demi harapan kesembuhan atas penyakit yang dia alami.
Uang yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Ditambah lagi. Jika pengambilan obat. Biaya yg tidak sedikit dikeluarkan. Tapi semua dilakukan demi kesembuhan ibuku.
Seminggu bisa dua kali ibuku harus meksanakan terapi. Setiap bepergian ibu senantiasa ditemani oleh kakakku. Aku tak bisa ikut karena tuntutan pekerjaan.
Dengan kebaikan yang pernah dulu ibuku lakukan dengan senantiasa membantu orang selama ia masih sehat. Semua itu berbuah manis. Ada saja yang membantu ibuku dalam segi moril maupun materi. Alhamdulillah kami pun tidak berhutang untuk pengobatan ibu.
Setelah melakukan pengobatan demi pengobatan. Lama kelamaan benjolan ibu memecah dan harus di bersihkan setiap harinya. Aku yang sebelumnya takut darah dan luka tapi disini aku harus berani membersihkannya. Secara perlahan lahan ku lakukan hal ini untuk membersihkan bekas darah yang keluar, jika tidak darah nya akan mengalir.
Tapi yaa begitulah, saat kita dihadapkan sesuatu yang dulunya kita takut. Rasa takut itu akan hilang dengan sendirinya.
*
Penulis Asli : Elisawati